Kamis, 15 Mei 2014

Air Terjun Tersembunyi Purbalingga


 
Purbalingga yang identik dengan pabrik rambut atau bulu mata palsu ternyata masih menyimpan sejuta potensi wisata alam. Salah satu yang mau kuposting adalah curug didaerah Rembang, Purbalingga.
Rembang merupakan salah satu kecamatan di Purbalingga, berada di sebelah utara kabupaten ini. Rembang juga merupakan salah satu kecamatan terluas di Purbalingga. Letaknya lebih tinggi daripada kota Purbalingga sendiri, tak heran untuk menuju kesana akan melewati tanjakan dan turunan membelah bukit. Warga Rembang kebanyakan masih mengolah tanah pertanian dan perkebunan, akan tetapi tak sedikit pula yang pergi merantau sebagai pedagang, ataupun tenaga kerja. Perjalanan menuju Rembang dari kota Purbalingga kurang lebih memakan waktu 1 jam. Lokasi air terjun kebanyakan berada di Gunung Welud, Losari, Rembang.
Curug Bawahan
 
 
Air terjun ini berada di dukuh Bawahan, desa Losari, Rembang. Perjalanan dimulai setelah melewati terminal Losari dilanjutkan kearah GunungWelud. Bila menggunakan transportasi umum, dari Purbalingga - Rembang hanya ada mikro bus, maka turunlah diterminal Losari. Kemudian dari terminal ini, dilanjutkan dengan angkutan desa (bak terbuka) atau ojek ke arah GunungWelud, namun kita harus turun didukuh Bawahan saja. Setelah itu tinggal berjalan atau ojek menuju curug Bawahan.
 
 
Curug ini benar - benar masih alami, sepertinya belum ada sentuhan dari pemerintahan untuk menarik wisatawan ketempat ini. Terbukti akses jalan masih melewati pekarangan rumah - rumah warga. Begitu mendekati air terjun ini maka akan terdengar gemericik ribuan ton air yang terjun ke bawah.
 
Menurut tukang ojek yang merangkap pemandu wisata, bila musim kemarau maka curug ini akan menyerupai wajah Mak Lampir. Ditengah - tengah air terjun itu akan terlihat bebatuan yang menampilkan wajah Mak Lampir dan air terjun yang mengalir kedua sisinya menyerupai rambutnya yang putih.
 
Tempat ini benar - benar masih seperti hutan, tak ada asap pabrik, tak ada bising deru motor, sangat cocok untuk melepaskan kejenuhan perkotaan. Bahkan pengunjung curug ini pun hanya aku seorang dihari itu. Sungguh sepi untuk bertapa..
Curung KaliKarang

Air terjun kedua ini terdapat di dukuh Tanalum, Losari, Rembang. Merupakan satu paket dengan curug Bawahan. Akses jalan ke curug ini sudah lebih bagus, demikian pula pintu masuk ke curug ini sudah ditarik biaya pemeliharaan oleh pemuda setempat.
 
Curug ini pun lumayan ramai oleh kedatangan para setempat yang sedang berlibur. Terlihat warga pun turut memanfaatkan dengan membuka lahan parkir, membuka kios jajanan, siomay. Saat musim liburan atau lebaran tiba maka curug ini akan lebih ramai daripada saat ini.
 
Sebenarnya masih ada curug Aul, curug Kalipete di GunungWelud, demikian pula ada WatuGeong, Petilasan Ardi Lawet (Makam) namun berhubung tak ada waktu untuk menjelajah lebih lanjut maka tak bisa bercerita lebih lanjut lagi. Tukang ojek itu berharap suatu ketika aku bisa datang lagi dan ia berjanji untuk mengantarkanku ke objek - objek yang letakknya lebih tinggi itu.
Monumen Jendral Soedirman
 
 
Merupakan replika dari rumah tempat kelahiran dan masa kecil Panglima Besar Jenderal Soedirman, Pahlawan Nasional Negara Indonesia. Terletak di desa Bodaskarangjati, Rembang Purbalingga. Disinilah orang besar itu lahir dan mengalami masa kecilnya.
 
 
Rumah sederhana itu terlihat asri dan nyaman dengan pohon beringin yang menaunginya, demikian pula pepohonan dikanan dan kiri areal menambah kenyamanan untuk beristirahat sambil mengenang kisah sang Jendral. Terdapat beberapa perabotan rumah tangga jaman dahulu yang mungkin digunakan keluarga Jendral Soedirman, ada juga foto - foto yang menceritakan perjalanan yang hidup sang Pahlawan. Monumen ini sangatlah bersejarah, namun perawatan terhadap bangunannya terlihat kurang maksimal, terlihat beberapa sarang laba - laba didalam rumah sang Jendral. 
  
24 Januari 1916, Sudirman lahir didusun Rembang, Desa Bantar Barang, Kec. Rembang, Purbalingga
  
1933 - 1935, Sudirman aktif dalam kegiatan kepanduan Hizboel Wathon (HW) sebagai Pimpinan
  
1944 - 1945, Masuk pendidikan Daidancho Tentara Pembela Tanah Air (PETA) Bogor, kemudian menjadi Daidancho di kota Kroya, Jateng
  
Daidancho Sudirman ditempatkan di kota Kroya
  
Desember 1945, Kolonel Sudirman memimpin pasukan TKR dan Laskar - Laskar memukul mundur tentara Sekutu Belanda
  
Desember 1945, Kolonel Sudirman dilantik di Yogyakarta menjadi Panglima Besar Angkatan Perang RI dengan pangkat Jendral oleh presiden Soekarno
  
1947, Pada Agresi Militer II Belanda Yogyakarta Ibu Kota RI diduduki Belanda. Dalam keadaan sakit Panglima Besar Sudirman memimpin perang gerilya di daerah Jateng dan Jatim
  
Juli 1949, Jend Sudirman kembali dari perang gerilya ke Ibukota Yogyakarta bertemu pimpinan nasional dan menerima parade penghormatan prajurit

Tak terasa hari sudah siang, dan langit Rembang mulai menunjukkan awan mendung. Kiranya cukup disitu perjalanku menjelajah Rembang, sisi lain di utara kota tercinta, Purbalingga. Semoga lain kali masih ada waktu untuk menjelajah lebih jauh lagi, lebih dalam lagi tentang Rembang..



ternyata Rembang juga mempunyai masjid - masjid yang gak kalah keren


2 komentar:

  1. informatif, terimakasih Bung...

    BalasHapus
  2. curug kali karang favorit saya nih,, udah 3x kesana gak pernah bosen, tapi sayang terakhir kesana kondisi abis banjir dan tanah longsor,, jadi agak rusak pemandangannya.. salam kenal Blogger Purbalingga Kawan Unik

    BalasHapus